All Stories
hasbi@kirim.email

Rework: Membangun Bisnis Dengan Prinsip Melawan Arus


 

Rework: Membangun Bisnis Dengan Prinsip Melawan Arus

 

Bismillah...

 

Ada sebuah studi yang dijalankan oleh Harvard Business School yang menurut saya cukup mengagetkan tentang peluang keberhasilan untuk bisnis yang pernah gagal dengan bisnis yang baru saja mulai.

 

Dan hasil dari studi tersebut betul-betul diluar dugaan.

 

Untuk orang yang pernah berbisnis dan sukses, pada saat mereka mau memulai bisnis lagi, peluang keberhasilannya adalah 34%. Ya mungkin angka ini cukup masuk diakal karena memang bisnis mereka sudah sukses dari sebelumnya.

 

Dan ternyata kalau ada orang yang pernah gagal di bisnis sebelumnya, lalu dia membuka bisnis lagi, peluang keberhasilan di bisnis selanjutnya ada di angka 23%.

 

Bahkan yang mencengangkannya lagi, untuk bisnis baru / pemula dan belum pernah sama sekali mengalami gagal maupun sukses, peluang untuk berhasilnya ternyata nilai nya sama-sama di angka 23%.

 

Hasil studi ini menurut saya betul-betul melawan arus yang ada di lapangan.

Mungkin kita sudah terbiasa dengan quotes: “Kegagalan adalah awal dari kesuksesan” atau mungkin semacamnya.

 

Tapi faktanya, jika kita ingin mencoba sesuatu dan menjadi sukses, kita tidak harus mesti gagal / jatuh atau bangkrut dulu, sebagaimana hasil studi yang ditunjukkan oleh Harvard diatas.

 

Bahkan setelah hasil studi ini pun keluar, ada 1 pendapat inspiratif dari penulis buku Rework yang menurut saya sangatlah melawan arus namun ternyata bisa membuat kita semakin semangat dalam memulai bisnis baru, yaitu:

 

Failure is not prerequisite for success.” atau “Kegagalan bukanlah sebuah keharusan untuk jadi sukses.

 

Dan inilah yang berusaha diangkat oleh penulis buku “Rework”, Jason Fried & David Heinemeir Hansson.

Inti daripada buku ini membuat saya sadar ternyata masih cukup banyak pemikiran-pemikiran yang keliru soal keberhasilan dan kegagalan bisnis di lapangan. Bahkan terkadang sesuatu yang melawan arus bisa menghasilkan lebih dari apa yang kita duga.

Jason Fried merupakan Founder sekaligus CEO dari aplikasi Basecamp yang dulu dikenal dengan 37Signals, dan juga seorang entrepreneur yang ahli dalam bidang collaboration, productivity, dan ilmu-ilmu seputar pekerjaan.

 

Sedangkan, David Heinemer Hansson ini merupakan co-founder daripada aplikasi Basecamp temuan Jason. Ia adalah seorang software developer yang sudah menghasilkan banyak karya luar biasa, seperti Ruby on Rails, Wiki Instiki, dll..

 

Keduanya juga bahkan dikenal sebagai seorang penulis buku-buku inspiratif, salah 1 nya yaitu buku “Rework” yang menjadi buku bestseller NY Times yang menawarkan cara-cara baru, bahkan cenderung melawan arus namun ternyata bekerja maksimal dalam menyukseskan bisnis.

 

Dan dalam email ini, saya akan berusaha merangkum beberapa prinsip baru & hal-hal dasar yang paling penting untuk diperhatikan dan bisa dijadikan bekal dalam memulai dan membawa bisnis kita agar terus bertumbuh dengan sangat baik yang dibawa oleh Jason & David ke dalam buku bestseller nya ini.

 

Yuk Markibas, Mari Kita Bahas!

Menurut Jason dan David, pemikiran seperti “9 dari 10 bisnis itu pasti gagal” sangatlah bertentangan dengan fakta yang sebenarnya.

 

Mungkin banyak orang pikir, jika bisnis A gagal, kita tidak mungkin bisa coba lagi.

 

Kalau ada orang yang tidak bisa berhasil bangun tim, berarti kita juga tidak bisa.

 

Atau bahkan kalau ada orang yang tidak bisa jual mahal, itu artinya kita pun tidak bisa jual mahal. Dll..

 

Pemikiran-pemikiran seperti ini lah yang menurut Jason dan David jangan terlalu digubris atau bahkan ada baiknya jika diabaikan saja apalagi saat kita berencana untuk memulai bisnis baru.

Dalam dunia bisnis, menurut pandangan Anda, sebetulnya planning ini penting atau tidak sih?

 

Mungkin 99% kita sudah pasti akan to-the-point menjawab, ya tentu penting. Banyak orang pun bahkan mengajarkan cara memplanning bisnis dengan baik.

 

Tapi, lagi-lagi, prinsip daripada buku Rework besutan Jason dan David ini membuat saya harus berpikir melawan arus. Maksudnya?

 

Ternyata, saat kita mau memulai sebuah bisnis atau projek apapun itu, jangan terlalu banyak memikirkan plan/rencana dulu.

 

Sebenarnya kebanyakan dari plan yang kita buat sifatnya hanya mengawang-ngawang saja, apalagi jika plan kita ini dibuat untuk jangka panjang, seperti misal 1 tahun kedepan, 2 tahun kedepan, dan seterusnya.

 

Bukan tanpa alasan, Jason dan David berani muncul dengan pendapat seperti ini karena alasannya pun menurut saya cukup masuk akal dan relevan.

 

Bayangkan saja, kita sudah membuat cukup banyak plan bisnis untuk beberapa tahun kedepan, tapi tiba-tiba ada beberapa perubahan yang terjadi di luar bisnis kita yang tidak bisa kontrol.

 

Jadi sebetulnya, mungkin memang ada benarnya bahwa Planning itu terkadang hanyalah Guessing, tidak ada plan yang pasti.

 

Lalu, apa solusinya? Dalam buku disarankan bahwa lebih baik untuk kita mem-planning sesuatu untuk jangka pendek atau waktu yang singkat, seperti mingguan/bulanan saja agar kita bisa langsung melihat dan mengevaluasi hasil nya seperti apa.

 

Ketimbang harus mem-planning jangka waktu hingga tahunan yang kita saja belum tahu apa yang akan terjadi di waktu mendatang, seperti contohnya saat pandemi Covid-19 di tahun 2019 lalu.

Belakangan ini, mungkin banyak orang berlomba-lomba untuk coba membangun bisnis yang viral atau kekinian dengan harapan agar terlihat keren, dll..

 

Dalam dunia bisnis, unsur keren ini seringkali bukanlah jadi hal utama yang bisa bawa banyak penjualan.

 

Dalam buku Rework, penulis membeberkan bahwa daripada membangun bisnis yang kekinian, kita harus bisa membangun bisnis yang punya tujuan dari awal untuk memperkuat bisnis kita. Ada 2 hal penting, diantaranya:

  1. Path to Profitability yang jelas, artinya kita sudah tahu dari sejak awal bisnis kita dibangun tentang cara kita monetasi bisnis yang dijalankan, bagaimana mendapat untung besar tanpa harus bakar uang dulu, dll..
  2. Mengubah Exit Strategy Jadi Commitment Strategy, artinya kita harus bisa berkomitmen menaruh sepenuh hati kita untuk menjalankan bisnis, seberapa jauh kita akan melangkah, sejauh mana kita akan bertahan, dll.. Kesuksesan bisnis ini tak jarang ditentukan oleh komitmen kita sendiri.

Berbicara tentang dunia bisnis, seringkali yang kita butuhkan bukannya bertindak banyak dibandingkan kompetitor kita.

 

Mungkin banyak pebisnis berpikir sebaliknya, jika fitur yang kita miliki lebih banyak, maka bisnis kita justru akan lebih unggul daripada kompetitor. Tapi, poin pentingnya bukanlah disitu.

 

Ternyata, bisa jadi kuncinya adalah kita bikin yang lebih sedikit dibandingkan orang lain sehingga kita bisa memudahkan orang dalam penggunaanya dan bisa lebih fokus dalam mengembangkan dan menyempurnakan simplicity yang kita punya.

 

Ambil contoh aplikasi Basecamp. Ternyata jika kita bandingkan dengan kompetitor-kompetitor nya, aplikasi Basecamp ini bukanlah yang paling lengkap. Bahkan mungkin terkesan lebih simple.

 

Basecamp ternyata diam-diam berusaha untuk mengurangi fitur-fitur yang ada di kompetitornya yang mereka pikir tidak begitu esensial untuk diadaptasi di aplikasi nya.

 

Dan menariknya, simplicity inilah yang membuat Basecamp mudah dan nyaman digunakan oleh banyak orang hingga sekarang.

 

Jadi prinsip Less is more ini mungkin juga bisa kita mulai aplikasikan dalam beberapa bagian bisnis kita.

Kita ambil contoh kasus Amazon.

 

Beberapa dari kita mungkin sudah tahu bahwa dari zaman dulu sampai sekarang, yang jadi andalan Amazon ini hingga mampu menarik perhatian publik adalah free shipping dan return policy nya yang tidak pernah berubah.

 

Amazon berhasil fokus pada 2 hal saja yang tidak pernah berubah dan justru jadi keunikan nya sendiri di mata pelanggan. 

 

Dari sini, kita bisa pelajari bahwa memfokuskan bisnis kita pada hal-hal yang tidak pernah berubah bisa jadi membawa banyak loyal customer.

 

Nah pertanyaannya adalah, apa yang ada di bisnis Anda yang kira-kira dari zaman dulu sampai sekarang tidak pernah berubah?

Poin ini menurut saya adalah poin yang paling membuat saya terkesan.

Semua orang sepertinya cenderung suka segala hal yang otentik dan asli.

Dan bicara tentang produk, ketika kita bisa memasukkan value diri kita ke dalam produk yang dibuat, produk itu kemungkinan besar akan sulit untuk ditiru oleh orang lain karena value setiap orang saja sudah berbeda-beda.

 

Jadi coba untuk mulai menonjolkan identitas bisnis Anda dengan gaya Anda sendiri.

Dalam buku Rework, plastik flower ini diibaratkan oleh penulis seperti bisnis yang sebenarnya ada, tapi terkesan seperti robot karena tidak ada human touch nya sama sekali.

 

Padahal sebagian besar orang butuh dengan human touch, manusia selalu suka berinteraksi dengan manusia.

 

Dalam bisnis, pada intinya, kita harus sebisa mungkin membangun human touch di dalam bisnis kita dengan cara membangun audience kita lalu berkomunikasi terus-menerus dengan mereka.

 

Misalnya, lewat video, pesan teks, audio, email, dll..

 

So sudah waktunya sisi humanis dari brand kita untuk ditunjukkan ke audience kita dengan cara terbaik.

Dalam perusahaan, mungkin banyak dari kita mengenal departemen pemasaran / marketing yang biasanya paling banyak dikenal untuk menjual produk ke pelanggan dan generate sales.

 

Tapi nyatanya, menurut Jason dan David, marketing ini bukanlah sebuah departemen, melainkan sebuah activity yang semua orang di perusahaan itu lakukan juga.

 

Bahkan sesederhana seragam kantor pun bisa menjadi aktivitas marketing perusahaan.

 

Tim operasional hingga tim CS pun bisa jadi tim marketing juga. Jadi, mulai ubah mindset bahwa marketing bukanlah departemen, melainkan sebuah activity bagi semua tim bisnis yang ada.

Mungkin seringkali kita punya pemikiran bahwa tim kita ini seperti anak kecil, tidak bisa dewasa, dll..

 

Bisa jadi pemikiran tersebut muncul karena memang kita juga memperlakukan mereka seperti anak kecil sejauh ini.

 

Jadi sebagai seorang leader yang baik, intinya kita harus bisa memposisikan tim kita layaknya orang dewasa. Mungkin kita jangan terlalu keras tapi juga jangan terlalu lepas.

 

Beri tim kita kebebasan sewajarnya untuk buat mereka bisa explore banyak hal untuk perform lebih dalam bisnis kita.

 

Internal bisnis nya semakin bagus, bisnis nya pun semakin perform bagus diluar.

 

Nah itulah beberapa prinsip-prinsip bisnis yang melawan arus ala Buku Rework besutan Jason Fried dan David Heinemeir Hansson. Saya akan menutup rangkuman ini dengan kutipan beliau-beliau yang berkata:

Tidak ada yang namanya overnight success, semuanya pasti butuh proses, dan kita harus bisa sabar menjalaninya sampai orang-orang yang tepat menyadarinya. Dan kita harus bisa melakukan proses ini terus kedepannya.” – Jason Fried dan David Heinemeir

 

Rangkuman ini sendiri saya ambil dari salah satu video channel youtube Fellexandro Ruby berikut:

Video
 

Dari Catatan Bisnis diatas, salah satu yang bisa kita ambil intisari-nya adalah Nobody Likes Plastic Flower, itulah mengapa penting untuk kita terus membangun hubungan humanis antar manusia dalam bisnis, salah satu nya tentu berkomunikasi dengan pelanggan kita.

 

Secara tidak langsung, ketika berbicara tentang membangun audience dalam bisnis, kita pun berbicara tentang membangun hubungan baik dengan pelanggan.

 

Bisnis kita kemungkinan besar akan sulit berkembang jika tidak ada komunikasi yang efektif dengan pelanggan.

 

Jika sekarang saya ditanya bagaimana bisa bicara dari hati ke hati dengan pelanggan yang paling baik dan bisa terus kontinu, mungkin saya akan menjawabnya dengan email. 

 

Kenapa?

 

Karena Email marketing mungkin adalah salah satu cara yang paling mudah dan interaktif untuk kita terhubung dengan target market kita.

 

Terlebih email marketing memang dari sananya sudah sangat bisa diotomatisasi, sebanyak apapun database target market nya, kita masih bisa tetap bicara dari hati ke hati dengan semuanya secara personal.

 

Semakin baik & interaktif komunikasi kita dengan mereka, secara logis penawaran kita akan bisa "diresapi" oleh satu-satunya pelanggan kita. Dan akhirnya bisa berujung pada bisnis yang menghasilkan.

 

Nah, kalau Anda ingin memulai email marketing dari sekarang untuk bisnis Anda, Anda bisa memulainya dengan KIRIM.EMAIL.

 

KIRIM.EMAIL memfasilitasi Anda untuk mengirimkan email secara otomatis & massal dengan mudah.

 

Selain mudah digunakan, KIRIM.EMAIL juga sangat fleksibel untuk bisnis Anda karena banyak fitur pendukung marketing yang bisa Anda gunakan.

Penasaran?

Jangan lupa gunakan kode kupon CABIS untuk mulai menggunakan KIRIM.EMAIL dengan potongan langsung 10% sekarang juga.

 

Dan itulah rangkuman untuk episode CatatanBisnis.com pekan ini, sampai bertemu minggu depan. :)

 

Terima kasih

 

-Hasbi Putra

Other stories

Powered by