All Stories
hasbi@kirim.email

STATE: 1 Hal yang Membuat Orang Mau Membeli


 

STATE: 1 Hal yang Membuat Orang Mau Membeli

 

Bismillah..

 

Hi, Pebisnis Cerdas!

 

Dalam berbisnis, marketing merupakan salah satu jembatan untuk Anda membangun bisnis yang menguntungkan.

 

Jika kita berbicara tentang marketing maka sebagian besarnya kita pun berbicara tentang customer, bagaimana caranya agar customer tertarik untuk beli produk/jasa yang Anda tawarkan.

 

Namun memang ternyata, ketertarikan setiap pelanggan tidak bisa kita kontrol. Karena ada keterkaitannya dengan pikiran masing-masing orang / istilah NLP nya yaitu "State Of Mind".

 

Anda mungkin bisa saja tertarik dengan iklan A, tapi belum tentu orang lain berpikiran hal yang sama meski Anda sudah terus mengajak mereka untuk menyukainya juga.

 

Tapi dengan pemahaman terhadap "State Of Mind" seseorang termasuk target pelanggan Anda, kemungkinan besar Anda akan lebih mudah juga memahami target market Anda dan scale up sales.

 

Lantas bagaimana solusinya?

 

Nah, pada email ini, saya akan membahas mengenai topik menarik:  STATE – Hal Yang Tidak Bisa Diperintah yang saya rangkum dari konten Podcast-nya mas Afik Canggih, seorang penulis buku best seller Copywriter dan Digital Marketer, di channel Spotify 'Ngopy-Writing'.

 

So, yuk kita bahas..

Singkatnya, STATE atau State Of Mind merupakan kondisi pikiran pada diri seseorang.

 

Atau lebih jelasnya yaitu gabungan dari kondisi fisik dengan pikiran dan perasaan seseorang yang mendasari mereka dalam bertindak.

 

Misal, Anda merasa bahagia karena mendapatkan sesuatu yang Anda mau, sedih karena kehilangan sesuatu yang Anda sayangi, semangat menggebu-gebu, badmood dan lain-lain.

 

Berbicara ke intinya, State Of Mind / pikiran pribadi setiap orang tidak bisa kita kendalikan dan kita perintah begitu saja. Namun masih bisa kita “pancing.”

 

Dan kaitannya dengan penjualan, saat Anda melakukan penawaran, belum tentu semua target pelanggan Anda langsung suka dan beli produk Anda saat itu juga.

 

Pasti ada saja pelanggan yang ragu, kurang yakin, bertanya-tanya, atau mungkin perasaan-perasaan lainnya.

 

Dan kesalahan yang cenderung masih sering dilakukan oleh pebisnis dalam berjualan adalah melarang / menyuruh target pelanggan nya untuk melakukan sesuai yang diperintahkan.

 

Atau intinya secara langsung menyuruh orang untuk tertarik dan segera beli produk yang ditawarkan.

 

Memang mungkin proses seperti itu atau lebih kita kenal dengan istilah Call To Action (CTA) dalam beriklan seringkali Anda gunakan juga.

 

Namun tetap, perasaan untuk bertindak sesuai yang Anda perintahkan, misal perintah untuk "beli sekarang", tidak bisa serta merta mengubah pikiran seseorang.

 

Contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari, misal ada orang yang merasa malu untuk berbicara depan publik, lalu Anda terus menerus menyuruhnya untuk jangan malu. Bujukan Anda tidak serta merta bisa mengubahnya.

 

Atau misal juga ketika ada iklan produk obat menyuruh pembelinya begitu saja untuk segera beli dan jangan ragu, mungkin malah kebanyakan pembeli akan semakin ragu.

 

Maka alternatifnya adalah harus ada hal lain / hal pengantar yang bisa mengarahkan ke penjualan produk Anda.

Ketertarikan seseorang untuk membeli sesuatu cenderung terpicu oleh efek.

Ada alasan / pemicu yang mendasari ketertarikan mereka terhadap suatu produk tertentu.

 

Biasanya, hal paling mudah dan efektif yang bisa Anda terapkan dalam bermarketing untuk memancing State Of Mind seseorang adalah melalui penyampaian hal-hal berikut:

Umumnya, ketika seseorang sedang merasa jatuh, dan Anda ingin membuat nya kembali semangat, kisah inspiratif besar kemungkinannya akan sangat membantu.

 

Atau misal ketika seseorang sedang galau dengan kondisi yang dialami nya saat ini, Anda juga bisa saja memberinya kisah before-after.

 

Penyampaian kisah before-after ini mungkin seringkali Anda temui pada iklan-iklan produk skincare, dan ternyata memang kebanyakan produk skincare bisa laris manis karena pesan marketing-nya dengan kisah before-after/testimoni yang jelas.

 

Atau mungkin sebaliknya,  misal Anda ingin memancing rasa takut customer pada produk skincare abal-abal, maka Anda bisa menyampaikan cerita tentang bahayanya merkuri atau lainnya sambil Anda gridding pada penawaran produk milik Anda.

 

Nah berangkat dari kisah-kisah tersebut, customer Anda pun kemungkinan besar akan terpancing State Of Mind nya dan mulai tertarik dengan penawaran Anda.

Saya pribadi, ketika ingin membeli suatu produk, sebisa mungkin saya mencari dulu review atau testimoni produk tersebut sebanyak mungkin di publik.

 

Apakah produk itu memang bisa mendukung dan memenuhi kebutuhan saya dengan baik atau kurang, dan lain sebagainya.

 

Menjalani marketing dengan bukti/testimoni ini kebanyakan mampu memunculkan rasa kepercayaan customer lebih tinggi lagi.

Visual memang sering kali berhasil mencuri perhatian dan arah pandang seseorang.

 

Apalagi dengan penampilan design iklan/produk yang menarik, meyakinkan, dan dibuat sekreatif mungkin, kemungkinan besar customer akan berpikir dan merasa bahwa memang produk ini terpercaya dan bagus.

 

Strategi-strategi diatas Anda terapkan, maka Anda pun akan dengan mudah dongkrak penjualan dan scale up bisnis Anda.

 

Nah itulah beberapa catatan mengenai State Of Mind dalam bermarketing beserta strategi nya untuk bisa “memancing” ketertarikan customer terhadap penawaran Anda.

 

Rangkuman dalam email ini saya ambil dari salah satu Podcast Spotify Ngopy-Writing berikut :

 

Dari CatatanBisnis episode kali ini, kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa ternyata pesan memang salah satu hal yang paling penting untuk kita perhatikan dalam melancarkan proses marketing.

 

Tanpa ada pesan yang bisa dipahami oleh pikiran pelanggan, penjualan kemungkinan besar juga tidak akan terjadi.

 

Masalahnya juga, menemukan pesan marketing yang tepat bukan perkara yang mudah. Mungkin seringkali juga mengharuskan Anda melakukan mini-riset untuk mencari pesan yang paling pas.

 

Jika menggunakan channel pemasaran yang bisa memakan banyak biaya seperti iklan, mungkin akan membuat kita kewalahan.

 

Solusinya ya, menggunakan channel marketing yang biayanya cenderung stabil bahkan bisa ditekan yaitu email marketing.

 

Anda bisa mengirimkan banyak jenis pesan marketing kepada calon pelanggan Anda melalui email marketing, dan lebih bagusnya didukung juga dengan design yang menarik.

 

Dan hal-hal tersebut ada di KIRIM.EMAIL, sebuah infrastruktur email untuk bisnis yang bisa memenuhi kebutuhan Anda disebagian besar proses bisnis Anda.

 

Penasaran? Silakan pelajari selengkapnya disini:

Jangan lupa gunakan kode kupon CABIS untuk mulai menggunakan KIRIM.EMAIL dengan potongan langsung 10% sekarang juga.

 

Dan itulah rangkuman untuk episode CatatanBisnis.com pekan ini, sampai bertemu minggu depan. :)

 

Terima kasih

 

-Hasbi Putra

Other stories

Powered by