All Stories
hasbi@kirim.email

3 Langkah Efektif Perluas Market Bisnis


 

3 Langkah Efektif Perluas Market Bisnis

 

Bismillah...

 

Market Development adalah salah satu cara scale up bisnis dengan menarik lebih banyak customer baru untuk produk yang sudah ada.

 

Mungkin kita punya 1 produk, dan sudah lumayan laris di target market kita yang pertama. Selanjutnya untuk ke tahap scale up, mungkin kita bisa menyasar pasar baru untuk produk kita.

 

Namun karena ini merupakan market yang baru, tak jarang tantangan yang kita hadapi pun bermacam-macam.

 

Intinya, kita harus pahami betul behavior dari market baru kita ini seperti apa meski terkadang butuh waktu dan proses yang lumayan panjang.

 

Berbicara tentang market development, sebetulnya tidak melulu tentang moving up atau menyasar market baru diatas kita.

 

Kita juga bisa moving down. Misal, kita akan menyasar segmen pasar baru yang ada dibawah kita, maka yang paling mudah untuk kita lakukan mungkin dengan mengurangi fitur-fitur yang sekiranya tidak begitu dibutuhkan oleh market baru ini.

 

Kalau kita sudah punya resource nya, daripada kebutuhan segmen ini digarap oleh kompetitor, mengapa tidak kita saja yang provide?

 

Tapi, tidak semua pebisnis bisa mengambil langkah yang tepat dalam prosesnya.

 

Ada beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dengan matang saat akan memasuki target market baru yang tentunya punya behavior dan karakteristik yang berbeda.

 

Maka pada email CaBis kali ini, saya akan membahas mengenai Strategi Pengembangan Pasar untuk Scale Up Bisnis yang telah saya rangkum dari video pembahasan Dr. Indrawan Nugroho dengan Pak Saiful Islam.

 

So MarKiBas, Mari kita bahas..

Pertama-tama kita mungkin harus mengenal dulu siapa Dr. Indrawan Nugroho & Pak Saiful Islam. Dr. Indrawan adalah seorang expert dalam bidang bisnis dimana beliau jagonya dalam Business Strategy, Corporate Innovation, Product Innovation, Design Thinking, dan lain-lain.

 

Sedangkan, Pak Saiful Islam adalah founder dari Nginbound.com, dimana beliau merupakan salah satu expert dari sisi marketing dalam bisnis dengan teknik inbound marketing, yaitu teknik Customer Concentric, yang sangat selaras dengan bahasan CatatanBisnis kita kali ini yaitu strategi market development dengan mengenali behavior target customer baru.

 

Jadi memang jika bicara tentang inovasi bisnis dan marketing, beliau-beliau ini adalah salah satu jagoannya.

Saat kita punya niatan untuk melakukan market development, kita harus bisa dulu menentukan dan memilih target pasar yang kira-kira akan cocok dengan produk kita.

 

Untuk bisa memutuskannya, ada 3 syarat yang perlu kita pertimbangkan, dan yang paling pertama dan utama adalah Value Proposisitions.

 

Kemanapun arah perkembangan market kita, mau itu bergeser dari sisi geografis ataupun segmen, pastikan bahwa di market baru yang akan kita sasar itu kita bisa me-leverage kecanggihan & keunikan produk yang kita miliki.

 

Misal, kita ambil contoh kasus bisnis minuman yang ada kandungan fermentasi anggur, dan bisnis ini ingin menyasar negara-negara besar mayoritas muslim yang itu diharamkan. Tentu saja disini pebisnis sudah salah langkah.

Atau misal, jika nekat menghilangkan kandungan fermentasi nya pun agar bisa lolos masuk, mungkin rasanya jadi tidak enak dan unsur keunikan nya justru jadi hilang, value nya berkurang, akhirnya nilai produk pun jadi merosot.

 

Contoh lain, misal kita punya produk gadget dengan teknologi yang sudah advanced dan super canggih.

 

Lalu kita ingin menyasar market negara-negara baru dengan daya beli yang tinggi, namun ternyata negara-negara tersebut mengharuskan rakyat nya untuk pakai produk dalam negeri.

 

Bisa dibayangkan, produk kita mau secanggih apapun itu tentunya akan sangat sulit bahkan nyaris tidak bisa masuk ke market negara-negara tersebut.

 

Sampai sini, apa kira-kira yang bisa disimpulkan?

 

Intinya, saat kita memilih market baru, pastikan dulu apakah nilai keunikan dan kehebatan dari produk kita ini bisa kita bawa kesana, dan bahkan akan jauh lebih baik jika kita bisa me-leverage value produk kita disana.

Setelah memikirkan value propositions yang akan dibawa, yang kedua kita juga harus bisa menyasar populasi customer baru yang potensial.

 

Maksudnya gimana?

 

Mungkin market yang kita sasar, dari segi populasi nya memang terlihat banyak, namun ternyata kurang menguntungkan karena daya beli nya rendah.

 

Sementara di lain sisi, produk yang kita jual ini harga nya relatif mahal. Alhasil, market ini akan kurang profitable bagi bisnis.

 

Atau juga sebaliknya, bisa profitable tapi ternyata jumlah populasinya terlalu sedikit, dan jika dihitung-hitung bisa jadi kurang layak untuk dieksplor lebih lanjut.

 

Akhirnya kita pun memutuskan untuk pindah sasaran.

 

Itu dari segi populasi, dan sekarang kita bicara dari segi behavior / perilaku konsumen.

 

Ketika kita ingin menyasar market baru, cobalah cari market yang perilaku customer nya tidak begitu jomplang atau jauh berbeda dengan behavior customer yang sudah berhasil kita garap sebelumnya.

 

Karena bisa jadi, begitu perilaku customer sangatlah berbeda, yang mereka butuhkan pun mungkin produk yang benar-benar berbeda.

 

Meski sudah kita modifikasi segimanapun, ternyata masih juga belum bisa diterima karena memang behavior nya berbeda dengan customer kita di market sebelumnya.

 

Misal, kita berupaya memasukkan produk kopi berkelas Starbuck ke populasi market yang sudah terbiasa dengan minuman teh atau lainnya.

 

Mau seberkelas apapun kopi tersebut, jika perilaku konsumen nya berbeda 180 derajat, mungkin akan sangat kecil peluang bisnis kita bisa sukses di market tersebut.

 

Mungkin bisa-bisa saja berhasil, tapi kemungkinan berhasilnya tidak begitu menjanjikan dan butuh effort yang luar biasa tinggi dari kita untuk mengkomunikasikan dan menarik perhatian mereka.

 

Lalu solusinya bagaimana?

 

Cara terbaiknya, kita bisa lakukan riset data penjualan kita sebelumnya dengan menelusuri perilaku-perilaku customer nya seperti apa.

 

Lalu untuk development, kita bisa menyesuaikan kira-kira market mana yang punya perilaku dan culture sama dengan tipikal customer kita untuk mengurangi penolakan produk.

 

“Lebih baik maju daripada tidak sama sekali.”

 

Mungkin bagi kebanyakan pebisnis punya pemikiran: “Kalau kita punya produk bagus, kenapa nggak perluas pasar?”

 

Sebetulnya, kita masih bisa memasuki market yang secara karakteristik dan behavior betul-betul baru dan berbeda dengan memakai cara terakhir ini, yaitu Diversification.

 

Jadi, kalau memang kita berkeinginan kuat ingin masuk ke market baru, yang mana kita tidak bisa menawarkan produk yang sama dengan yang kita mliki saat ini, sehingga kita harus buat produk baru, maka kita akan bermain di Diversification ini.

 

Dan insyaAllah strategi Diversification ini akan kita bahas di Catatan Bisnis episode berikutnya.

 

Nah itulah strategi-strategi yang bisa kita pelajari tentang bagaimana cara-cara mengembangkan pasar untuk Scale Up bisnis yang kita jalankan. 

 

Rangkuman dalam email ini saya ambil dari video YouTube channel Dr. Indrawan Nugroho berikut :

Video
 

Dari catatan bisnis diatas, terlihat bahwa sebenarnya keberhasilan kita masuk ke suatu segmen market baru itu terletak pada cara bagaimana kita mengkomunikasikan produk kita ke mereka.

 

Dalam dunia bisnis, kepentingan komunikasi yang terbaik sebagian besar dijalani melalui email untuk terlihat lebih profesional.

 

Apalagi untuk marketing, komunikasi lewat email seringkali mampu membuat pelanggan mengakui kredibilitas eksistensi bisnis Anda.

 

Dan salah satu cara tercepat menuju hati pelanggan dalam bisnis mungkin adalah melalui email marketing. Anda dapat mengirim email langsung ke "hati" email pelanggan Anda yaitu Inbox email mereka.

 

Dan itu semua bisa Anda lakukan juga dengan KIRIM.EMAIL. Bahkan mungkin lebih mudah, silakan klik disini untuk pelajari selengkapnya:

Jangan lupa gunakan kode kupon CABIS untuk mulai menggunakan KIRIM.EMAIL dengan potongan langsung 10% sekarang juga.

 

Dan itulah rangkuman untuk episode CatatanBisnis.com pekan ini, sampai bertemu minggu depan. :)

 

Terima kasih

 

-Hasbi Putra

Other stories

Powered by